Dari sekian wejangan, ceramah, dan pengajian yang kita kunjungi, atau kita dengar sehari-hari dari televisi, atau dari mana saja, topik manakah yang paling jarang kita dengar? Salat, sedekah, ibadah haji, atau berbuat baik sesama tetangga?
Saya yakin tema di atas yang sering muncul dalam pengajian. Sejauh ini, tema yang jarang sekali dibahas adalah mengenai kematian. Apa seseorang belum pernah mengalami ya, sehingga jarang mengangkat tema itu. Tapi, kalau alasan itu yang digunakan sebagai alasan, tentu orang tak akan mengangkat tema surga atau neraka, bukankah dia juga belum pernah merasa nikmatnya surga atau sakitnya neraka? Atau karena orang sering membenci “kematian” sehingga membincangkan kematian termasuk hal yang harus dihindari. Boro-boro membincangkan kematian, membincangkan “ketuan” saja alergi, padahal ketuaan itu akan datang jua.
Sangat jelas doa yang dipanjatkan oleh banyak orang untuk selalu mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat, tapi jarang disadari bahwa gerbang akhirat itu adalah kematian. Adakah seseorang bisa melompati akhirat tanpa melewati kematian dulu. Disinilah sebenarnya ada celah kosong yang luput dari permintaan doa kita kepada Sang Pencipta. Mestinya harus ada doa yang khusus untuk kematian sebab peristiwa kematian adalah gerbang ke akhirat.
Kalau kematian rahasia, itu benar adanya. Kalau kematian pasti datang, itu tak perlu disangsikan lagi. Justru karena kerahasiaan ini maka tak ada salahnya sedari awal kita meminta pada Allah untuk memisahkan jasad dan ruh kita dalam keadaan sadar sehingga sadar pula kita mengucap kalimat toyyibah. Alangkah indahnya bila kematian menjemput, kita bisa tersenyum, seraya diiringi kalimat toyyibah
Saya berkeyakinan semakin sadar akan datangnya maut semakin kuat kita akan mengontrol apa yang yang sedang dan akan dilakukan.
Again, kematian tidak bisa dihadapi dengan congkak, tapi dengan kekhusukan.
Tulisan ini sebagai peringatan untuk diri saya sendiri setelah kematian teman kuliah, Aisyah pada hari Kamis 11 Desmber 2008. Semoga allah mengampuni.
1 komentar:
Mas Ulumi, memang gak perlu pengalaman buat mengingat maut. Tapi boleh juga kalau ingin bereksperiens gali lubang sebesar liang lahat kemudian minta sama teman untuk dikafani dan dimasukkan ke liang tadi. Mungkin bisa membuat ingat akan kematian.
Posting Komentar