Senin, 29 Maret 2010

Cinta ditolak?

Apa reaksi Anda kalau cinta Anda ditolak, atau orang yang Anda harapkan menjadi bagian dalam hidup Anda ternyata lari meninggalkan Anda, atau kalau Anda berbeda prinsip dengan orang yang Anda cintai dimana Anda mencintai dengan sangat sementara dia menolak cinta Anda?

Aku menebak, pasti, perasaan Anda akan dongkol, marah emosi atau sifat-sifat emosi negatif lainnya. Kedongkolan dan kemarahan ini wajar saja sebab apa yang diinginkan tidak sama dengan kenyataan. Terlebih bila harapan kita tinggi sementara kenyataanya bertolak belakang.

Semua orang pasti akan mengalami rasa cinta. Rasa ini sering diekspresikan dengan kata-kata cinta, trisno dan ungkapan senada lainnya, namun tak jarang seseorang menyimpan rasa cinta dengan dirasa dalam hati tanpa mengungkapkan tersebut kepada siapapun bahkan terhadap orang yang dia cintai sekalipun.

Dari dalam hati, aku termasuk orang yang tidak mudah mengungkapkan rasa cinta kepada orang lain. Aku merasa lucu harus mengatakan “I love U”. Namun tidak berarti aku tidak pernah mengatakannya. Bahkan dulu pernah mengumbar kata-kata itu walaupun tanpa ekspresi apapun karena hanya ingin sekali membuat orang lain hepi dengan kata itu.

Pernah kudekati seseorang dengan serius. Artinya bahwa pendekatan ini tidak serta merta pendekatan sebagai pacar, tapi lebih sebagai istri/garwo alias sigaring nyowo. Apalagi dapat signal yang menggembirakan dari keluarga seseorang yang sedang aku dekati. Dalam harapanku, pastilah dia akan mau wong selama ini track recordku baik dalam dunia cinta mencinta.

Tapi begitulah hidup, kadang tidak mudah, tidak selalu nurut terhadap apa yang kita skenariokan. Harapan yang begitu melambung tinggi ternyata tidak menjadi kenyataan. Walau aku tidak pernah mengungkapakan rasa cinta dengan “I love u full”, padanya, tapi aku berjanji dalam diri bahwa aku akan mencintainya lebih dari yang dia bayangkan dan harapkan.

Jawaban “tidak” muncul dari seseorang yang aku akan mencintainya, tanda itu jelas bahwa dia tidak memilih aku sebagai pacar apalagi sebagai pendamping hidup. aku tidak tahu kenapa dia tidak mau padahal dia selalu menampakkan sebagai orang yang suka padaku. Barangkali aku yang terlampau ke-GR-an melihat dia. Mungkin dia menaruh hormat padaku sehingga tidak menampakkan sifat negatif di depan mata.

Kondisi tersebut harus memalingkan cintaku kepada orang lain. Dan yang paling membahagiakan dari diriku sendiri ternyata aku tidak menaruh dendam sama sekali padanya. Pernah suatu hari, secara tidak sengaja aku bertemu dengannya. Aku merasa biasa saja dan ngobrol seperti tidak pernah ada kejadian kalau dulu aku pernah mengejarnya.