Senin, 31 Mei 2010

Semua tersedia di internet?

Bahrul Ulumi

1.Pengantar

Dalam sebuah percakapan di kios depan rumah, ada teman, sebut saja Suroso memberitahu kepada teman-temannya kalau Manchester United unggul tipis atas Mancester City 1-0. Dia merasa puas karena sudah tahu lebih dulu daripada teman-temannya. Karena curious, akhirnya saya bertanya padanya.

“Darimana Kamu tahu MU (sebutan Manchester United) unggul tipis atas City (Manchester City) ?”
“Dari internet”. Jawab Surosa.

Saya tidak bertanya jauh padanya apa yang dimaksud dengan internet, tapi dia nampaknya sangat bangga bisa menyebut istilah tersebut. Dalam pandangannya, dia menyimpulkan bahwa internet itu alat yang bisa untuk mengetahui apa saja, termasuk bagaimana cara mengetahui skor pertandingan sepak bola sampai untuk mengetahui bumbu sayuran tertentu.

Saya tidak menyalahkan pendapat kawan saya soal internet sebab teknologi ini mampu menyajikan infromasi yang dia butuhkan yaitu skor pertandingan sepakbola dan racikan bumbu untuk masakan tertentu. Saya juga tidak menanyakan padanya apa itu internet. Yang menjadi persoalan apakah benar ekspektasi kawan saya bahwa internet adalah segalanya? dan semua tersedia dalam line internet?

2.Internet bukan segalanya
Internet merupakan kependekan dari interconnected-networking. Menurut Wikipedia (2010) internet adalah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Saat ini, akses internetpun semakin mudah. Awalnya akses hanya bisa dengan Personal Computer, namun sekarang jauh lebih mudah. Internet bisa diakses melalui Handphone (HP) menggunakan fasilitas GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (tanpa kabel) yang memiliki kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS dapat diakses yang mendukung fasilitas tersebut. Pen-setting-an GPRS pada ponsel, tergantung dari operator (Telkomsel, Indosat, XL, 3) yang digunakan. Biaya akses Internet dihitung melalui besarnya kapasitas (per-kilobite) yang didownload.

Melihat peran dan kemudahan dalam memanfaatkan internet pada saat ini, orang akan semakin beranggapan bahwa internet adalah segalanya sebab banyak informasi mengenai banyak hal tersedi adi dalamnya. Tapi bila dikaji lebih jauh, ternyata tidak demikian. Banyak hal juga yang tidak bisa terliput oleh internet. Doran (1995) dan Reuser (2008) mencatat bahwa internet punya keterbatasan dalam menyediakan informasi. Maka mereka menggunakan istilah interNOT untuk membuktikan bahwa teknologi internet bukan segalanya. Selanjutmya Reuser mngemukakan bahwa internet bukanlah internasional, internet tidak mudah, internet tidak hanya google, internet tidak obyektif dan internet bukan tanpa jejak. InterNOT tersebut adalah:

a.Internet tidak identik dengan internasional.
Sebagian orang meyakini bahwa semua informasi berkaitan dengan dunia internasional ada di internet. Internet banyak menyediakan informasi mengenai dunia internasional, tapi tidak berarti segalanya ada di internet. Penggunaan internet di tingkat internasional juga tidak merata sehingga mungkin saja dalam suatu negara tertentu mengenal internet dengan baik, namun di daerah lain tidak mengenal sama sekali. Berikut ini statistik penetrasi internet di belahan dunia : Africa 8.7 %; Asia 20.1%; Eropa 53%; Timur Tengah 28.8%; Amerika Utara 76.2%; Amerika Latin/Karibia 31.9%; Oseania/Australia 60.8%. Total rata-rata sekitar 26.6%. selanjutnya lihat di: http://www.internetworldstats.com/stats.htm

Data di atas menunjukkan bahwa penetrasi internet di dunia internasional tidak sangat besar. Menurut data yang dihimpun oleh World Internet Users and Population Stats pada akhir tahun 2009 penetrasi internet di dunia hanya mencapai 26,6% saja. Data tersebut membuktikan bahwa penyebaran internet tidak merata dan tidak mengalami perkembanganyang sangat besar.

b.Internet tidak mudah
Seseorang boleh saja mengemukakan bahwa internet itu mudah. Alasannya sederhana bahwa hanya dengan meng-click saja akan terbuka semua jendela informasi dunia. Agaknya pendapat ini berlebihan sebab pemanfaatan internet tidak semudah itu. Ketika seseorang searching di internet dia harus sudah memiliki “masalah” untuk ditanyakan pada suatu search engine. Search engine akan membantu pemakainya mencarikan jawaban atas pertanyaan berdasarkan query yang telah dia tulis dalam query box. Lalu hasilnya? Bisa ditebak, bahwa pencarian yang asal-asalan hanya akan mendapatkan perolehan (recall) yang banyak sekali sementara ketelitiannya sangat kecil (precise). Hal ini terjadi karena pemakai tidak tahu strategi pencarian informasi di internet.

Untuk memanfaatkan internet memerlukan strategi agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Cara yang paling mudah untuk mengetahui strategi tersebut adalah dengan mengikuti training strategi mencari informasi di internet.

c.Internet itu tidak hanya google
Dalam percakapan sehari-hari, kita sering menggunakan istilah “digoogling” saja, atau “coba tanya sama Om Goolge”. Dua ungkapan di atas menunjukkan bahwa mesin pencari google sangat terkenal di kalangan para netter (sebutan pengguna internet). Setiap kali membuka internet, rata-rata pemakai selalu mengandalkan google. Google memang besar tapi tidak berarti bahwa internet itu ya google. Masih banyak mesin pencari lainnya yang bisa digunakan dalam mencari informasi di internet seperti www.jux2.com, Yahoo!, MSN, AlltheWeb, AltaVista, dan sebagainya, yang kesemuanya punya ciri khas tersendiri dibandingkan dengan mesin pencari google.

Sebenarnya ada banyak mesin pencari di internet yang mempunyai kekhasan tersendiri. Mereka punya kelemahan dan tentu juga keunngulan dibanding mesin pencari lainnya.

d.Internet tidak obyektif
Suatu negara memiliki kebijakan tersendiri terkait dengan internet. Ada yang membuka internet seluas-luasnya untuk rakyatnya, ada juga yang memproteksi informasi tertentu untuk rakyatnya dengan cara memblokir suatu situs tertentu. Biasanya suatu negara akan memblokir suatu situs tertentu karena pertimbangan politik ataupun moral.

Apapun alasannya, baik dari sisi politik maupun moral, negara melarang suatu situs tertentu karenn akawatir kepentingannya terganggu. Dalam perspektif internasional, tentu alasan ini tidak obyektif sebab pemblokiran alamat di internet sangat dikaitkan dengan kepentingan negara masing-masing, tidak dikaitkan dengan kepentingan penggunanya.

e.Internet tidak besar
Sudah menjadi anggapan umum bahwa informasi yang disediakan dalam inetnet sangat besar. Anggapan tersebut benar bila yang dimaksud besar adalah internet selalu menyediakan informasi apa saja yang diminta oleh penggunanya dengan mengesampingkan keusangan ataupun kualitas informasinya. Pengguna bisa saja mencari informasi apa saja dalam internet, lalu perhatikan apakah informasi tersebut adalah informasi terkini? Ternyata internet tidak selalu menghadirkan yang terbaru. Internet menghadirkan informasi yang sudah usang, bahkan selalu menghadirkan informasi yang tidak diminta seklaipun. Hal ini menandakan internet menghadirkan informasi sampah (data smog).

f.Internet bukan tanpa jejak.
Perhatian pengguna internet hanya tertuju apakah informasi yang dibutuhkan tersedia atau tidak. Mereka tidak berpikir apakah sejarah browsing yang pernah dilakukan meniggalkan jejak atau tidak. Apalagi sebagian besar pemakai internet di Indonesia, mereka tidak peduli terhadap sejarah browsingnya. Sejarah browsing ini nampaknya sangat sepele, namun sebenarnya sangat bermakna bagi pengelola suatu situs atau perusahaan. Adalah sangat mungkin pengelola situs menjual informasi berupa sejarah browsing pada suatu perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut suatu perusahaan mengeluarkan kebijakan mengenai produk tertentu yang akan ditawarkan pada masyarakat.


3.Penutup
Ketika membincangkan internet, sebenarnya, sebagian kita hanya membincangkan visible web. Visible web atau surfable web merupakan world wide web yang diindeks oleh mesin pencari. Untuk mencari informasi melalui visible web ini mudah sebab tanpa syarat apapun. Pengguna tinggal menggunakan fasilitas klik saja. Kemudahan dalam meanfaatkan visible web berbanding lurus dengan perolehan informasinya, artinya kemudahan ini seringkali hanya menghasilkan informasi yang kualitasnya perlu dipertanyakan.

Reuser mengemukakan data dan tentang internet, seperti dikemukan di atas, bahwa visible web hanya memberikan sebagian informasi yang ada dalam internet. Untuk mendapatkan informasi yang terkini dan berkualitas, tentu pengguna harus melakukan browsing di invisible web. Informasi yang ada di dalam invisible web jauh lebih banyak daripada yang ada dalam visible web. Menurut studi yang diadakan di University of California, Berkeley tahun 2000 bahwa invisible web menyediakan kira kira 91.000 terabyte data sementara visible web hanya 167 terabyte. (en.wikipedia.org/wiki/Invisible_web).

Invisible web atau deep web merupakan world wide web yang tidak bisa dijangkau oleh mesin pencari standard pada umumnya. Invisible web menysaratkan bagi pengguna untuk membayar untuk mendapatkan informasi yang ada di dalamnya.

Barangkali, kita sering melupakan invisible web sebab kita sudah merasa terpuaskan dengan menggunakan Yahoo Messenger dan Facebook saja titik.



Bacaan

Internet (2010) tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Internet akses 1 Juni 2010.

Deep web (2010) http://en.wikipedia.org/wiki/Invisible_web akses 1 Juni 2010.

Surface web (2010) tersedia di http://en.wikipedia.org/wiki/Visible_web akses 1 Juni 2010.

Reuser, A.. (2008, January). When InterNET Is InterNOT. Online, 32(1), 32-36. Retrieved April 29, 2010, from ABI/INFORM Global. (Document ID: 1417200761).

Doran, Kirk. (1995, June). The Internot: Helping library patrons understand what the Internet is not (yet). Computers in Libraries, 15(6), 22. Retrieved April 29, 2010, from ProQuest Computing. (Document ID: 6782733).