Minggu, 13 Februari 2011

Surga

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata surga. Dalam pandangan sehari-hari pula, surga dipahami sebagai suatu tempat yang disediakan oleh Allah bagi mereka yang beriman dan berbuat baik waktu hidup di dunianya. Surga berada di alam akhirat atau alam dimana umat manusia dibangkitkan kembali dari kematiannya. Surga diidentikan dengan sesuatu yang indah-indah dan nikmat-nikmat. Tidak mengherankan bila surga dalam bahasa Arab sering disebut sebagai jannah yang berarti kebun.

Istilah jannah berasal dari bahasa Arab. Negara-negara Arab merupakan Negara yang kaya akan kandungan minyak dalam perut buminya, sementara daratannya tandus. Maka tidak berlebihan bila pertanian dan kebun-kebunan yang indah jarang ditemukan di sana. Daerah yang gersang seperti Negara-negara Arab sangat mendambakan lahan pertanian dan kebun. Kebun-kebunan dan pertanian barangkali identik dengan kemewahan untuk di daerah tersebut. Atas alasan inilah padanan jannah dipilih sebagai padanan kata surga.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI) surga merupakan alam akhirat yang membahagiakan roh manusia yg hendak tinggal di dalamnya (dl keabadian). KBBI juga menyebut surga dengan jannah yang berarti alam akhirat tempat jiwa (roh) manusia mengenyam kebahagiaan sebagai pahala perbuatan baiknya semasa hidup di dunia.

Terlepas dari setuju atau tidak setuju batasan yang diberikan oleh KBBI, yang jelas surga berada di alam akhirat bukan dunia. Desain tersebut tentu bukan tanpa maksud. Bila surga di dunia dan bisa dilihat secara kasat mata tentu semua orang pasti akan berbuat baik dan serta merta meninggalkan perbuatan jelek. Keberadaan surga di akhirat dimaksudkan untuk menguji integritas orang di dunia apakah mereka akan melakukan tindakan baik atau jelek.

Surga dikenal sebagai tempat kompensasi bagi mereka yang berbuat baik, sebagaimana yang seringkali diceramahkan oleh para mubaligh atau para penceramah agama. Dalam setiap ceramah, nyaris, mereka tidak pernah melupakan untuk menyebut kata surga. Kata surga ini sebagai iming-iming agar orang mau berbuat baik. Sehingga muncul kesan bahwa surga merupakan tujuan akhir segala bentuk kebaikan.

Surga oriented sepertinya mengingatkan saya pada suatu pernyataan seorang sufi, Rabiatul Adawiyah, yang mengatakan:

“Allah, kalau sekiranya saya beribadah karena ingin surgaMu, maka masukkan saya dalam nerakaMu”

Pernyataan di atas sepertinya aneh dan tidak biasa kita dengarkan dalam forum pengajian, bahkan kita akan mengatakan betapa beraninya seorang sufi tersebut untuk menolak surga padahal hampir semua orang menginnginkannya.

Namun, bila penrnyataan di atas direnungkan justru membimbing kita pada suatu kenyataan bahwa Allah adalah orientasi dari segala kebaikan. Allah dan surga adalah berbeda. Allah adalah pencipta, sementara surga adalah ciptaan, begitu juga neraka dan kita semua sebagai manusia. Alangkah ruginya kita sebagai makhluk bila berbuat baik karena surga yang notabene juga makhluk.

So, sekarang terserah kita, mau karena Allah atau karena surga. Allah a’lam

Tidak ada komentar: